Rabu, 25 November 2015

mengidentifikasi risiko usaha

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN MENGIDENTIFIKASI RISIKO USAHA Dosen: Bapak Muhammad Irfan Laturumasoreng, S.Pd., M.Pd. Disusun Oleh: Kelompok 4 Hilda Widia Rita Hamid 14142029 Meta Mahayati 14141016 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena kasih dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah “Mengidentifikasi Resiko”. Adapun tujuan penyusunan makalah ini guna melengkapi nilai mata kuliah Kewirausahaan II. Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu dalam proses menyelesaikan makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Semoga makalah ini bermanfaat untuk memberikan kontribusi kepada mahasiswa lain dan juga pembaca sebagai acuan agar dapat mengetahui tentang Pengidentifikasi resiko dalam dunia usaha. Setiap manusia pasti memiliki kekurangan, seperti halnya kami dalam pembuatan makalah ini banyak sekali kekurangan. Untuk itu, kami selalu mengharap kritik dan saran dari pembaca guna kemajuan bersama. Yogyakarta, Oktober 2015 Penulis DAFTAR ISI Kata pengantar 2 Daftar Isi 3 Bab I Pendahuluan 4 A. Latar Belakang 4 B. Rumusan Masalah C. Tujuan 5 Bab II Pembahasan A. Pengertian 6 B. Kategori risiko usaha 7 C. Komponen risiko 11 D. Cara mengidentifikasi risiko 12 E. Proses identifikasi risiko 12 F. Teknik-teknik yang dipakai dalam mengidentifikasi risiko 13 Bab III Penutup A. Kesimpulan 16 B. Saran 16 Daftar Pustaka 17 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kenyataan yang terjadi tak jarang menimpang jauh dari perkiraan (expectation) yang telah direncanakan, menyimpang ke salah satu dari dua kemungkinan yang akan terjadi. Menyimpang kepada kemungkinan yang menguntungkan dan kemungkinan yang tidak menguntungkan. Seperti halnya dalam sepanjang kehidupan manusia, akan selalu menghapi risiko. Dalam kehidupan ini kita selalu menghadapi ketidakpastian, kita tidak tahu secara pasti apa yang akan terjadi pada hari esok, atau beberapa bulan kedepan atau beberapa minggu ke dapan, bahkan beberapa menit atau detik yang akan datang. Karena kita tidak tahu pasti apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang, bisa jadi apa yang kita rencanakan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Menurut Wideman, ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (opportunity), sedangkan ketidakpastiaan yang menimbulkan akibat yang merugikan dikenal dengan istilah risiko (risk). Sedangkan kerugian adalah penyimpangan yang tidak diharapkan karena mengandung risiko. Untuk memulai suatu bisnis membutuhkan keberanian, tekad, dan manajemen serta strategi bisnis yang baik. Tetapi tidak dipungkiri pula bila semua itu sudah dilakukan dengan baik sudah terbebas dari yang namanya risiko usaha. Dalam perkembangan dan perjalanan usaha, setiap orang pasti mengalami kendala dan kesulitan baik kecil ataupun besar yang dikenal sebagai risiko usaha. Selain keuntungan dalam berwirausaha atau berbisnis, memiliki usaha berarti harus siap menerima risiko. Bahkan, bagi suatu usaha yang telah sukses sekalipun, bukan berarti tidak mungkin menghadapi kendala yaitu risiko usaha itu sendiri. Risiko usaha memang tidak bisa dipisahkan serta menjadi kesatuan dari bagian suatu bisnis atau usaha. Oleh karena itu, dalam makalah sederhana ini, kami akan membahas mengenai bagaimana cara mengidentifikasi risiko yang terjadi dalam sebuah bisnis atau usaha yang kemudian diharapkan dapat membantu untuk mengantisipasi dan menghadapi risiko usaha yang kemungkinan akan terjadi. B. RUMUSAN MASALAH Dari latar belakang diatas, dapat diperoleh rumusan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah risiko yang akan terjadi dalam sebuah usaha? 2. Bagaimana cara mengidentifikasikan risiko yang akan terjadi dalam sebuah usaha? 3. Bagaimana mengahadapi risiko yang terjadi dalam sebuah usaha? C. TUJUAN Adapun tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah: 1. Mampu mengetahui risiko-risiko yang akan terjadi dalam sebuah usaha. 2. Mampu mengidentifikasikan risiko yang akan terjadi dalam sebuah usaha. 3. Mampu mengatasi risiko yang akan terjadi dalam sebuah usaha yang sedang ditekuni. 4. Mampu melakukan perencanaan usaha yang baik untuk meminimalkan risiko yang akan terjadi. BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN RISIKO Dalam memasuki dunia usaha, tak bisa dilepaskan dengan adanya kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dalam usaha yang sedang dikembangkan. Entah itu kemungkinan yang menguntungkan ataupun kemungkinan yang merugikan yaitu risiko. Dalam Kamus Besar Bahasa Indoesia kata risiko berarti akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan. Risiko usaha adalah suatu bahaya, atau akibat yang kemungkinan dapat terjadi pada keadaan sebiah usaha yang sedang berlangsung maupun situasi usaha yang akan datang (www.ciputra-unceo.net). Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa risiko merupakan informasi, kejadian, kerugian, atau pekerjaaan yang terjadi sebagai akibat dari keputusan yang diambil dalam kehidupan sehari-hari. Sifat dari risiko usaha itu sendiri adalah tidak pasti dan sebagian besar menimbullkan kerugian. Risiko usaha merupakan situsi yang tidak kehendaki oleh para pelaku bisnis, namun risiko usaha sendiri selalu tidak bisa dihindarikan. Risiko usaha biasanya muncul karena factor pelaku bisnis itu sendiri dan dapat muncul karena kegiatan dan keputusan yang diambil dalam kegiatan rutinitas sehari-hari. Risiko dapat bersifat pasti maupum tidak pasti, tergantung dari usaha yang dijalankan dan bagaimana cara menjalankan usaha tersebut. Menurut Arthur Wiliams dan Ricahrd, M H, risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu. Sedangkan menurut Abas Salim, Risiko adalah ketidaktentuan yang mungkin melahirkan peristiwa kerugian. Berdasarkan definisi menurut Abas Salim, ada 3 faktor yang mempengaruhi ketidakpastian yang nanntinya akan menyebabkan resiko kerugian. Ketidakpastian tersebut dapat disebabkan oleh factor-faktor sebagai berikut: 1. Ketidakpastian ekonomi (economic uncertainly caused) 2. Ketidakpastian yang disebabkan oleh alam (nature uncertainly caused) 3. Ketidakpastian yang disebabkan oleh perilaku manusia (human uncertainly caused) Selain hal-hal yang telah disebutkan siatas, masih terdapat banyak faktor risiko usaha anatara lain diakrenakan oleh faktor perubahan lingkungan, sosial dan ekonomi, gaya hidup yang meliputi tren pasar atau perkembangan, kemajuan teknologi dan budaya. Selain itu dari factor indivdu atau sumber daya manusia, masih terdapat kesalahan strategi dan pemasaran (marketing), pengambilan keputusan yang tidak tepat, persiapan yang kurang matang, manajemen serta sistem yang kurang baik dan kurang bertanggung jawab. Jadi dapat disimpulkan bahwa risiko usaha adalah kemungkinan-kemungkian yang dapat merugikan dan tidak terduga yang dapat dialami seseorang yang menggeluti dunia usaha yang disebabkan oleh kondisi-kondisi tertentu. B. KATEGORI RISIKO USAHA Berdasarkan kerugian yang dapat ditimbulkan, risiko usaha memiliki beberapa kategori, yaitu: 1. Risiko Murni (Pure Risk) Adalah risiko yang bilamana terjadi, pasti akan memberikan kerugian. Namun apabila resiko ini terjadi, juga tidak akan menimbulkan kerugian ataupun suatu keuntungan. Ada dua macam akibat yang muncul dari terjadinya risiko ini, terjadinya kebangkrutan yang di sebabkan oleh kerugian atau terjadinya break event. Macam-macam contoh dari risiko murni adalah seperti: pencurian, bencana alam, kebakaran atau kecelakaan. Misalnya terjadi kebakaran di sebuah rumah makan, rumah makan tersebut sudah dipastikan mengalami banyak kerugian. Dikarenakan seluruh asetnya telah habis terbakar. ada dua macam akibat yang terjadi dari kebakaran tersebut yaitu kemungkinan tututpnya rumah makan karena asetnya telah habis atau ditutup untuk sementara karena pembangunan ulang. Salah satu cara menghindari risiko murni adalah dengan asuransi. Dengan demikian kerugian dapat diminimalisasikan. 2. Risiko Spekulatif Adalah risiko yang memiliki kemungkinan terjadinya dua peluang, yaitu peluang terjadinya keuntungan dan kerugian. Risiko spekulatif kadang-kadang dikenal pula dengan istilah risiko bisnis (business risk). Seseorang menginvestasikan dananya disuatu tempat menghadapi dua kemungkinan. Kemungkinan pertama investasinya menguntungkan, keuntungan yang didapat oleh pemegang saham dikarenakan telah mendapatkan pembagian keuntungan dari perusahaan yang menerbitkan saham tersebut (dividen). Dan peluang kedua adalah kerugian, kerugian yang didapat oleh pemegang saham dikarenakan perusahaan yang menerbitkan saham yang dibeli mengalami kerugian besar sehingga perusahaan tersebut mengalami kebangkrutan. Contoh lainnya seseorang membeli barang dengan menggunakan mata using asing (misalnya Dolar Amerika). Bila nilai kurs dolar terhadap rupiah mengalami kenaikan, maka akan berdampak kerugian apabila dijual kembali begitu juga sebaliknya Berdasarkan control, risiko usaha dapat dikategorikan menjadi: 1. Risiko yang dapat dikendalikan Suatu perusahan mengeluarkan sebuah produk baru untuk siap dipasarkan. Setelah berbulan-bulan produk tersebut berada dipasaran, perusahaan tak kunjung memperoleh keuntungan atau pengembalian atas modal dari produk tersebut. Sudah dapat dibayangkan risiko yang muncul dari kejadian tersebut adalah sebuah kerugian besar. Tetapi, risiko dari kejadian tersebut masih dapat diatsai dan dikendalikan sebelum kerugian yang didapat oleh perusahaan semakin membengkak. Perusahaan dapat mencari tau apa yang menjadi penyebab produk tersebut tidak laku dipasaran, kemudia perusahaan dapat merevisi produk tersebut, atau berhenti untuk memasarkan produk tersebut dan mengganti produk tersebut dengan produk yang baru. 2. Risiko yang tidak dapat dikendalikan Kebakaran, penipuan atau bencana alam adalah kejadian-kejadian yang tentu tidak ada seorangpun yang mengininkan itu terjadi. Kejadian tersebut merupakan yang tidak dapat diprediksi dan diduga sebelumnya, serta risiko dari terjadinya kejadian tersebut merupakan risiko yang tidak dapat dikendalikan oleh manusia. Berdasarkan jenis dampaknya, risiko usaha diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Risiko sistematik adalah risiko yang mempunyai dampak lebih kompleks dibanding risiko murni dan risiko spekuliatif. Hal ini karena risiko yang timbul bisa berdampak ke bagian-bagian yang lain. 2. Risiko spesifik adalah risiko yang memiliki dampak khusus dan tidak dapat dihindari tetapi bisa diminimalisasi tingkat resikonya. Telah banyak tokoh-tokoh terkemuka yang membahas mengenai risiko usaha, yang kemudian menyebutkan juga mengenai jenis-jenis risiko usaha. Risiko usaha tersebut anatara lain sebagai berikut: 1. Risiko produksi Contoh untuk jenis usaha di bidang industry cloting atau fashion yang memproduksi baju. Untuk meghasilkan jumlah produk yang banyak untuk memenuhi permintaan pasar, maka perusahaan haruslah memiliki otomatisasi pengerjaan untuk menghasilkan produk yang lebih banyak. Namun dikarenakan prosesnya yang otomatisasi dan menggunakan mesin, biasanya dalam prosesnya sering menjadi tidak teliti. Sehingga produk yang dihasilkan tidak dapat diteliti satu-persatu sebelum dijual kepada konsumen. Dampaknya adalah ketika telah cacat, maka akan merugikan perusahaan. Karena satu complian dari pelanggan dapat berakibat fatal bagi perusahaan jika satu pelanggan tersebut membicarakannya kepada calon pembeli yang lain. Maka dari itu akan menimbulkan risiko usaha. Selain factor non-human dalam proses produksi, factor SDMnya juga berpengaruh. Misal untuk tanggung jawab, etos kerja, ketelitian, ketekunan, dan lain sebagainya. 2. Risiko Pemasaran Risiko pemasaran berkaitan dengan proses marketing dan pemasaran produk. Yang perlu dikuasai adalah bagaimana teknik memasarkan produk dengan efektif agar produk yang dihasilkan dapat diterima dengan baik oleh pembeli. 3. Risiko Sumber Daya Manusia Ketika bisnis berkembang dengan baik, tentu memerlukan bantuan orang lain untuk menjalankan usaha tersebut yaitu dengan merekrut karyawan atau pegawai. Namun tak jarang muncul masalah yang terjadi yaitu masalah dengan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Semisal sifat pekerja yang kurang baik seperti pemalas, kurang bertanggung jawab, tidak jujur, dsb akan berdampak pada perusahaan. 4. Risiko Finansial Memiliki usaha dan bisnis berarti siap dengan risiko ketidakpastian income atau pendapatan usaha. Tidak selamanya perusahaan dapat memperoleh keuntungan dalam jumlah besar. Perlu diketahui bahwa risiko kerugian juga sangat besar. Yang oerlu dilakukan adalah mempersiapkan diri dengan lebih baik bila kendala tersebut muncul. 5. Risiko Lingkungan Contohnya bila bergelut dalam industry makanan, maka harus memikirkan limbah pabrik yang dihasilkan dari perusahaan tersebut. Sebisa mungkin membuat agar lebih ramah lingkungan dan tidak merugikan lingkungan sekitar. 6. Risiko teknologi Usaha yang dijalankan tidak hanya bergantung pada tenaga karyawan, namun juga menggunakan bantuan mesin atau teknologi. Masalah yang sering muncul adalah waktu pemakaian alat yang harus dipantau. Jika pemakaian alat sudah lama dan tidnak dilakukan service berkala, maka kemungkinan alat akan rusak dan tidak dapat digunakan. 7. Risiko Permintaan Pasar Perlu adanya inovasi-inovasi produk baru yang dapat membuat usaha tersebut mampu berkembang dipasarnya serta melihat peluang apa yang harus dipertimbangkan untuk usaha selanjutnya. 8. Risiko Perbaikan Jika ingin melakukan perubahan dan perbaikan harus berhati-hati. Perlu dilihat kembali factor-faktor yang mendukung akan kebutuhan produk di pasaran, inovasi produk dsb. 9. Risiko Kerjasama Memilki patner dalam berbisnis tidak selalu bermanfaaat bagi usaha, tentu harus memilih patner usaha yang tepat, sudah dikenal dan terpercaya untuk menghindari risiko penipuan dan patner yang kurang baik yang bisa berdampak pada kerugian perusahaan. 10. Risiko Peraturan Pemerintah Sebagai warga negara yang baik, sudah seharusnya untuk menaati peraturan dan hukum yang berlaku. Dengan mempertimbangkan usaha tersebut agar aman. Pemerintah memberikan peraturan mana yang yang harus dan tidak harus dilakukan oleh pelaku bisnis. 11. Risiko Pembembangan Aset Ketika diawal sudah mencapai kesuksesan, pasti ada usaha untuk mengembangkan kembali usaha yang telah dilakukan. Namun harus berhati-hati untuk mempertimbangkan jenis pengembangan apa yang akan dilakukan, terutama dalam pengembangan asset. diusahakan untuk melihat, memperkirakan, serta meghitung risiko apa saja yang kemungkinan akan muncul. Setelah mengetahui kategori dan jenis-jenis risiko usaha dengan mengidentifikasikan risiko yang harus dikelola organisasi melalui proses yang sistematis dan terstruktur. Dalam tahapan ini juga harus mengupayakan untuk mengidentifikasikan risiko-risiko baik dalam kendali organisasi maupun diluar kendali. Yang diawali dengan mengidentifikasi secara komferhensif, ekstensif dan intensif mengenai daftar risiko yang dapat terjadi maka dimulai analisis mengapa hal tersebut dapat terjadi dan bagaimana terjadinya. Sasarannya adalah mengembangkan daftar sumber risiko dan kejadian yang komperhensif serta memiliki dampak terhadap pencapaian sasaran dan target (atau elemen kunci) yang teridentifikasi dari konteks. Dokumen utama yang dihasilkan dari proses ini adalah risiko (risk register). C. KOMPONEN RISIKO Risiko dalam manajemen risiko bukan sekedar suatu kejadian atau kondisi yang dapat berkembang, namun mencakup berbagai informasi yang terkait dengan kejadian atau kondisi tersebut. Oleh karena itu dalam proses identifikasi risiko, informasi yang dikumpulkan mencakup: 1. Sumber risiko yaitu stake holder, benda atau kondisi lingkungan yang dapat memicu timbulnya risiko. a. Faktor risiko internal adalah faktor-faktor risiko yang terjadi di dalam perusahaan atau proyek yang dapat dikontrol oleh manusia. Risiko-risiko ini biasanya muncul karena masalah keuangan, organisasi, karyawan, lingkungan kerja, perubahan produk, dan masalah-masalah lain di dalam perusahaan atau proyek yang tidak menunjang pencapaian yang diharapkan. Akibatnya, terjadi penundaan waktu penyelesaian proyek, peningkatan biaya atau gangguan/interupsi pada arus kas. b. Faktor risiko eksternal adalah faktor-faktor di luar control/kendali manusia, misalnya di paar uang/pasar modal, kebijakan di bidang perpajakan ,perubahan lingkungan/cuaca dll. Ketika risiko ini terjadi, yang peling penting adalah menghadapinya. 2. Kejadian adalah peristiwa yang dapat terjadi dan berdampak terhadap pencapaian sasaran target. 3. Konsekuensi : dampak terhadap asset organisasi atau stae holder. 4. Pemicu (apa dan mengapa): faktor-faktor yang memicu timbulnya suatu peristiwa berisiko. 5. Pengendalian merupakan langkah-langkah antisipasi dan pencegahan awal yang dapat dilaksanankan. 6. Perkiraan kapan risiko terjadi dan dimana risiko dapat terjadi elemen-elemen kunci diatas dapat ditambah atau malah berkurang tergantung kebutuhan pada saat menetapka konteks manajemen risiko. D. CARA MENGIDENTIFIKASI RISIKO Untuk dapat mengatasi risiko usaha perlu adanya sebuah strategi yang tertata dengan baik yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Identifikasi Risiko Berdasarkan Tujuan Dalam berdirinya suatu usaha tentu mempunyai tujuan tertentu. Jadi, peristiwa-peristiwa yang akan menyebabkan tidak tercapainya sebagian atau seluruh tujuan perusahaan akan diidentifikasi sebagai risiko. Contoh: kebijakan moratorium/penghentian sementara izin baru alih fungsi lahan gambut dan hutan alam menjadi Hutan Tanaman Industri (HTI) yang akan mulai berlaku pada awal tahun 2011 oleh Kementrian Kehutanan untuk semua sektor industry, mulai dari perkebunan, pertambangan sampai kehutanan, dapat diidentifikasikan sebagai risiko yang akan dihadapi oleh pelaku bisnis di bidang perkebunan sawit, pertambangan dan kehutanan yang telah melaksanakan ekspansi bisnis sebagai tujuan usaha mereka pada tahun 2010 sampai 2012, karena dengan adanya kebijakan moratorium tersebut dapat membuat tidak tercapainya sebagian/seluruh tujuan perusahaan. 2. Identifikasi Risiko Berdasarkan Skenario Skenario yang dibuat dimana scenario-skenario terebut merupakan alternative-alternatif cara untuk mencapai tujuan perusahaan. Jadi, peristiwa-peristiwa yang memicu terjadinya alternative scenario yang tidak diharapkan/diluar yang telah ditetapkan perusahhan dapat diidentifikasikan sebagai risiko. Hasil dari identifikasi risiko adalah sebuah daftar berisi risiko-risiko. Apa yang akan dilakukan terhadap risiko-risiko yang telah didaftarkan itu tergantung dari sifat dari risiko-risiko itu. E. PROSES IDENTIFIKASI RISIKO Proses identifikasi tergantung dari jenis proyek yang sedang ditanggani dan kemampuan/keahlian/pengalaman dari tim manajemen risiko yang ditugaskan untuk mengidentifikasi risiko-risiko, beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam proses identifikasi risiko antara lain: 1. Proses identifikasi risiko dimulai dengan mengumpulkan peristiwa-peristiwa yang dapat menimbulkan risiko bagi perusahaan atau suatu proyek baru yang akan dikembangkan/dirintis oleh perusahaan itu. Pada umunya, sebagian besar proses identifikasi risiko dimulai dengan mempelajari isu-isu dan hal-hal ang menjadi perhatian tim pengembangan proyek. Contoh daftar identifikasi risiko-risiko adalah manajemen, organisasi, peraturan pemerintah, pihak ketiga, kondisi ekonomi perusahaan, lingkungan dll. 2. Pengelompokan risiko, sesudah risiko-risiko diidentifikasi maka risiko-risiko itu harus dikelompokkan dalam beberapa kelompok risiko yang sejenis. Pengelompokan risiko-risiko bertujuan untuk mencegah terjadinya pengulangan dan membantu manajemen dalam proses menganalisa risiko-risiko. 3. Pembentukan tim, yaitu siapa saja yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan identifikasi risiko. Perusahaan dapat membentuk tim khusus utnuk mengidentifikasi risiko yang terdiri dari manajer proyek, anggota-anggota proyek, tim manajemen risiko, ahli-ahli dari luar tim proyek yang menguasai/memahami proyek yang sedang deikerjakan, ahli manajemen risiko dan pemegang saham. F. TEKNIK-TEKNIK YANG DIPAKAI DALAM MENGIDENTIFIKASI RISIKO Teknik yang dapat dipakai dalam mengidenitifikadi risiko antara lain: 1. Kumpulkan Informasi Semisal dengan bertukar pikiran antar tim dan meminta setiap orang untuk mengidentisikasi area-area mana saja yang berpotensi yang berisiko. 2. Interview Dengan melakukan wawancara terhadap orang-orang yang ahli dalam bidang manajemen dan pengaturan perusahaan, para konsultan perusahaan dsb. 3. Analisa SWOT (Stregths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) Yaitu dengan menganalisa kekuatan, kelemahan suatu perusahaan, kesempatan untuk mengembangkan perusahaan dan ancaman yang akan terjadi. 4. Pengalaman pribadi dan intuisi Dengan mendaftar risiko-risiko berdasarkan pengalaman masa lalu atau pelajaran-pelajaran yang dapat diambil dari proyek sejenis. Kemudian dilakukan pemetaan yang mana harus membuat kategori risiko dari seluruh risiko yang telah diidentifikasikan. Risiko yang telah teridentifikasi kemudian dikategorikan dalan: a. Peristiwa-peristiwa yang mengandung risiko dan diprediksi akan terjadi terus menerus, tapi kita tidak mengetahui bagaimana atau berapa besar dampak kerugian yang ditimbulkan jika peristiwa-peristiwa itu terjadi: perubahan kondisi pasar, ketentuan-ketentuan operasional, perubahan dalam sosial, politik dan lingkungan, perubahan dalam perekonomian (perpajakan, nilai tukar mata uang, tidak stabilnya tingkat suku bunga, inflasi), kondisi cuaca yang ekstrim, perubahan selera pelanggan, tidak tersedianya bahan mentah dll. b. Peristiwa-peristiwa yang mengandung risiko tapi jarang terjadi dan kita berusaha melakukan tindakan untuk menghindari kerugian akibat peristiwa-peristiwa itu. Contoh: bencaba alam (banjir, gunung meletus, kebakaran, gempa bumi), tidak tersedianya bahan mentah. Terbatasnya/kurangnya modal kerja/pendanaan untuk suatu proyek, factor-faktor eksternal seperti terorisme, sabotase, perang dll. c. Peristiwa-peristiwa yang mengandung risiko yang terjadi di dalam internal bisnis/organisai. Contoh: tujuan perusahaan yang tidak realistis, manajemen, sistim komunikasi yang tidak berjalan baik di dalamm perusahaan, karyawan mogok kerja, prosedur seleksi/rekrutmen karyawan yang tidak memadai, tugas & tanggung jawab yang tidak jelas. d. Peristiwa-peristiwa yang mengandung risiko yang bersifat teknis: bekerja dalam kondisi yang tidak aman dapat menyebabkan kecelakaan, tingkat keamanan kerja yang tidak sesuai standar dll. e. Politik, misalnya perubahan dalam kebijakan/peraturan pemerintah, pengggantian kabinar dll. f. Hukum dan peraturan pemerintah. Contoh: berdasarkan Ketentuan Badan Standar Nasional Indonesia No. 13-6910-2002 tentang Operasi Pengeboran Darat dan Lepas Pantai di Indonesia, maka sumur-sumur pengeboran harus berjarak sekurang-kurannya 100 meter dari jalan umum, rel kereta api, perumahan atau tempat-tempat lain dimana sumber nyala api dapat timbul dan berdasarkan Perda No. 16 tahun 2003 peruntukan lokasi sebenarnya bukan untuk pertambangan. Tetapi, faktanya dengan jarak sumur pengeboran gas bumi di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur denga pemukiman penduduk terlalu dekat (kurang lebih 5 meter) dan pengeboran dilakukan dikawasan industri. Hal ini merupakan risiko yang harus diidentifikas oleh Lapindo Brantas Inc. sebelum melakukan pengeboran. Karena, bila terjadi kecelakaan pada saat pengeboran, maka ekologi dan manusia di sekitar akan terkena dampaknya. Pihak Lapindo harus menanggung kerugian financial bila terjadi kesalahan pengeboran. 5. Analisa daftar risiko-risiko tersebut Suatu proses analisa identifikasi risiko akan menghasilkan daftar risiko yang memuat informasi mengenai risiko-risiko yang telah diidentifikasikan, akar penyebab teerjadinya risiko dan kategori risiko. Identifikasi risiko perlu dilakukan secara terus menerus karena risiko-risiko baru bisa saja muncul ke permukaan ketika suatu proyek berlangsung/dikerjakan. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Risiko usaha adalah kemungkinan-kemungkinan yang dapat merugikan dan tidak terduga yang dapat dialami seseorang yang menggeluti dunia usaha yang di sebabkan oleh kondisi-kondisi tersebut. Sifat risiko usaha yaitu tidak pasti dan sebagian besar menimbulkan kerugian. Adapun kategori usaha berdasarkan kerugian yang dapat di timbulkan yaitu risiko murni atau pure risk dan risiko spekulatif.sedangkan berdasarkan kontrol yaitu risiko yang dapat di kendalikan dan risiko yang tidak dapat di kendalikan.berdasarkan jenis dampaknya yaitu resiko sismatik dan risiko spesifik. Sedangkan dalam proses identifikasi risiko, informai yang di kumpulkan mencakup : sumber risiko, kejadian, konsekuensi, pemicu ( apa dan mengapa ), pengendalian,dan perkiraan kapan risiko terjadi dan dimana risiko dapat terjadi. Adapun cara mengidentifikasi risiko,untuk dapat mengatasi risiko usaha perlu adanya sebuah strategi yang tertata dengan baik yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut, yaitu : identifikasi risiko berdasarkan tujuan dan identifikasi berdasarkan skenario. Proses identifikasi tergantung dari jenis proyek yang sedang ditanggani dan kemampuan/keahlian/pengalaman dari tim manajemen risiko yang ditugaskan untuk mengidentifikasi risiko-risiko, beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam proses identifikasi risiko antara lain: Proses identifikasi risiko dimulai dengan mengumpulkan peristiwa-peristiwa yang dapat menimbulkan risiko bagi perusahaan atau suatu proyek baru yang akan dikembangkan/dirintis oleh perusahaan itu,pengelompokan risiko dan pembentukan tim. Adapun teknik-teknik yang dipakai dalam mengidentifikasi risiko yaitu : kumpulkan informasi, interview, Analisa SWOT (Stregths, Weaknesses, Opportunities, and Threats),pengalaman pribadi dan intuisi, dan Analisa daftar risiko-risiko tersebut. B. SARAN Adapun banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini maka dari itu kami sangat mengharapkan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca agar dapat melengkapi kekurangan yang ada dalam makalah ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar