Rabu, 25 November 2015

mengidentifikasi risiko usaha

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN MENGIDENTIFIKASI RISIKO USAHA Dosen: Bapak Muhammad Irfan Laturumasoreng, S.Pd., M.Pd. Disusun Oleh: Kelompok 4 Hilda Widia Rita Hamid 14142029 Meta Mahayati 14141016 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena kasih dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah “Mengidentifikasi Resiko”. Adapun tujuan penyusunan makalah ini guna melengkapi nilai mata kuliah Kewirausahaan II. Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu dalam proses menyelesaikan makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Semoga makalah ini bermanfaat untuk memberikan kontribusi kepada mahasiswa lain dan juga pembaca sebagai acuan agar dapat mengetahui tentang Pengidentifikasi resiko dalam dunia usaha. Setiap manusia pasti memiliki kekurangan, seperti halnya kami dalam pembuatan makalah ini banyak sekali kekurangan. Untuk itu, kami selalu mengharap kritik dan saran dari pembaca guna kemajuan bersama. Yogyakarta, Oktober 2015 Penulis DAFTAR ISI Kata pengantar 2 Daftar Isi 3 Bab I Pendahuluan 4 A. Latar Belakang 4 B. Rumusan Masalah C. Tujuan 5 Bab II Pembahasan A. Pengertian 6 B. Kategori risiko usaha 7 C. Komponen risiko 11 D. Cara mengidentifikasi risiko 12 E. Proses identifikasi risiko 12 F. Teknik-teknik yang dipakai dalam mengidentifikasi risiko 13 Bab III Penutup A. Kesimpulan 16 B. Saran 16 Daftar Pustaka 17 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kenyataan yang terjadi tak jarang menimpang jauh dari perkiraan (expectation) yang telah direncanakan, menyimpang ke salah satu dari dua kemungkinan yang akan terjadi. Menyimpang kepada kemungkinan yang menguntungkan dan kemungkinan yang tidak menguntungkan. Seperti halnya dalam sepanjang kehidupan manusia, akan selalu menghapi risiko. Dalam kehidupan ini kita selalu menghadapi ketidakpastian, kita tidak tahu secara pasti apa yang akan terjadi pada hari esok, atau beberapa bulan kedepan atau beberapa minggu ke dapan, bahkan beberapa menit atau detik yang akan datang. Karena kita tidak tahu pasti apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang, bisa jadi apa yang kita rencanakan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Menurut Wideman, ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (opportunity), sedangkan ketidakpastiaan yang menimbulkan akibat yang merugikan dikenal dengan istilah risiko (risk). Sedangkan kerugian adalah penyimpangan yang tidak diharapkan karena mengandung risiko. Untuk memulai suatu bisnis membutuhkan keberanian, tekad, dan manajemen serta strategi bisnis yang baik. Tetapi tidak dipungkiri pula bila semua itu sudah dilakukan dengan baik sudah terbebas dari yang namanya risiko usaha. Dalam perkembangan dan perjalanan usaha, setiap orang pasti mengalami kendala dan kesulitan baik kecil ataupun besar yang dikenal sebagai risiko usaha. Selain keuntungan dalam berwirausaha atau berbisnis, memiliki usaha berarti harus siap menerima risiko. Bahkan, bagi suatu usaha yang telah sukses sekalipun, bukan berarti tidak mungkin menghadapi kendala yaitu risiko usaha itu sendiri. Risiko usaha memang tidak bisa dipisahkan serta menjadi kesatuan dari bagian suatu bisnis atau usaha. Oleh karena itu, dalam makalah sederhana ini, kami akan membahas mengenai bagaimana cara mengidentifikasi risiko yang terjadi dalam sebuah bisnis atau usaha yang kemudian diharapkan dapat membantu untuk mengantisipasi dan menghadapi risiko usaha yang kemungkinan akan terjadi. B. RUMUSAN MASALAH Dari latar belakang diatas, dapat diperoleh rumusan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah risiko yang akan terjadi dalam sebuah usaha? 2. Bagaimana cara mengidentifikasikan risiko yang akan terjadi dalam sebuah usaha? 3. Bagaimana mengahadapi risiko yang terjadi dalam sebuah usaha? C. TUJUAN Adapun tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah: 1. Mampu mengetahui risiko-risiko yang akan terjadi dalam sebuah usaha. 2. Mampu mengidentifikasikan risiko yang akan terjadi dalam sebuah usaha. 3. Mampu mengatasi risiko yang akan terjadi dalam sebuah usaha yang sedang ditekuni. 4. Mampu melakukan perencanaan usaha yang baik untuk meminimalkan risiko yang akan terjadi. BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN RISIKO Dalam memasuki dunia usaha, tak bisa dilepaskan dengan adanya kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dalam usaha yang sedang dikembangkan. Entah itu kemungkinan yang menguntungkan ataupun kemungkinan yang merugikan yaitu risiko. Dalam Kamus Besar Bahasa Indoesia kata risiko berarti akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan. Risiko usaha adalah suatu bahaya, atau akibat yang kemungkinan dapat terjadi pada keadaan sebiah usaha yang sedang berlangsung maupun situasi usaha yang akan datang (www.ciputra-unceo.net). Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa risiko merupakan informasi, kejadian, kerugian, atau pekerjaaan yang terjadi sebagai akibat dari keputusan yang diambil dalam kehidupan sehari-hari. Sifat dari risiko usaha itu sendiri adalah tidak pasti dan sebagian besar menimbullkan kerugian. Risiko usaha merupakan situsi yang tidak kehendaki oleh para pelaku bisnis, namun risiko usaha sendiri selalu tidak bisa dihindarikan. Risiko usaha biasanya muncul karena factor pelaku bisnis itu sendiri dan dapat muncul karena kegiatan dan keputusan yang diambil dalam kegiatan rutinitas sehari-hari. Risiko dapat bersifat pasti maupum tidak pasti, tergantung dari usaha yang dijalankan dan bagaimana cara menjalankan usaha tersebut. Menurut Arthur Wiliams dan Ricahrd, M H, risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu. Sedangkan menurut Abas Salim, Risiko adalah ketidaktentuan yang mungkin melahirkan peristiwa kerugian. Berdasarkan definisi menurut Abas Salim, ada 3 faktor yang mempengaruhi ketidakpastian yang nanntinya akan menyebabkan resiko kerugian. Ketidakpastian tersebut dapat disebabkan oleh factor-faktor sebagai berikut: 1. Ketidakpastian ekonomi (economic uncertainly caused) 2. Ketidakpastian yang disebabkan oleh alam (nature uncertainly caused) 3. Ketidakpastian yang disebabkan oleh perilaku manusia (human uncertainly caused) Selain hal-hal yang telah disebutkan siatas, masih terdapat banyak faktor risiko usaha anatara lain diakrenakan oleh faktor perubahan lingkungan, sosial dan ekonomi, gaya hidup yang meliputi tren pasar atau perkembangan, kemajuan teknologi dan budaya. Selain itu dari factor indivdu atau sumber daya manusia, masih terdapat kesalahan strategi dan pemasaran (marketing), pengambilan keputusan yang tidak tepat, persiapan yang kurang matang, manajemen serta sistem yang kurang baik dan kurang bertanggung jawab. Jadi dapat disimpulkan bahwa risiko usaha adalah kemungkinan-kemungkian yang dapat merugikan dan tidak terduga yang dapat dialami seseorang yang menggeluti dunia usaha yang disebabkan oleh kondisi-kondisi tertentu. B. KATEGORI RISIKO USAHA Berdasarkan kerugian yang dapat ditimbulkan, risiko usaha memiliki beberapa kategori, yaitu: 1. Risiko Murni (Pure Risk) Adalah risiko yang bilamana terjadi, pasti akan memberikan kerugian. Namun apabila resiko ini terjadi, juga tidak akan menimbulkan kerugian ataupun suatu keuntungan. Ada dua macam akibat yang muncul dari terjadinya risiko ini, terjadinya kebangkrutan yang di sebabkan oleh kerugian atau terjadinya break event. Macam-macam contoh dari risiko murni adalah seperti: pencurian, bencana alam, kebakaran atau kecelakaan. Misalnya terjadi kebakaran di sebuah rumah makan, rumah makan tersebut sudah dipastikan mengalami banyak kerugian. Dikarenakan seluruh asetnya telah habis terbakar. ada dua macam akibat yang terjadi dari kebakaran tersebut yaitu kemungkinan tututpnya rumah makan karena asetnya telah habis atau ditutup untuk sementara karena pembangunan ulang. Salah satu cara menghindari risiko murni adalah dengan asuransi. Dengan demikian kerugian dapat diminimalisasikan. 2. Risiko Spekulatif Adalah risiko yang memiliki kemungkinan terjadinya dua peluang, yaitu peluang terjadinya keuntungan dan kerugian. Risiko spekulatif kadang-kadang dikenal pula dengan istilah risiko bisnis (business risk). Seseorang menginvestasikan dananya disuatu tempat menghadapi dua kemungkinan. Kemungkinan pertama investasinya menguntungkan, keuntungan yang didapat oleh pemegang saham dikarenakan telah mendapatkan pembagian keuntungan dari perusahaan yang menerbitkan saham tersebut (dividen). Dan peluang kedua adalah kerugian, kerugian yang didapat oleh pemegang saham dikarenakan perusahaan yang menerbitkan saham yang dibeli mengalami kerugian besar sehingga perusahaan tersebut mengalami kebangkrutan. Contoh lainnya seseorang membeli barang dengan menggunakan mata using asing (misalnya Dolar Amerika). Bila nilai kurs dolar terhadap rupiah mengalami kenaikan, maka akan berdampak kerugian apabila dijual kembali begitu juga sebaliknya Berdasarkan control, risiko usaha dapat dikategorikan menjadi: 1. Risiko yang dapat dikendalikan Suatu perusahan mengeluarkan sebuah produk baru untuk siap dipasarkan. Setelah berbulan-bulan produk tersebut berada dipasaran, perusahaan tak kunjung memperoleh keuntungan atau pengembalian atas modal dari produk tersebut. Sudah dapat dibayangkan risiko yang muncul dari kejadian tersebut adalah sebuah kerugian besar. Tetapi, risiko dari kejadian tersebut masih dapat diatsai dan dikendalikan sebelum kerugian yang didapat oleh perusahaan semakin membengkak. Perusahaan dapat mencari tau apa yang menjadi penyebab produk tersebut tidak laku dipasaran, kemudia perusahaan dapat merevisi produk tersebut, atau berhenti untuk memasarkan produk tersebut dan mengganti produk tersebut dengan produk yang baru. 2. Risiko yang tidak dapat dikendalikan Kebakaran, penipuan atau bencana alam adalah kejadian-kejadian yang tentu tidak ada seorangpun yang mengininkan itu terjadi. Kejadian tersebut merupakan yang tidak dapat diprediksi dan diduga sebelumnya, serta risiko dari terjadinya kejadian tersebut merupakan risiko yang tidak dapat dikendalikan oleh manusia. Berdasarkan jenis dampaknya, risiko usaha diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Risiko sistematik adalah risiko yang mempunyai dampak lebih kompleks dibanding risiko murni dan risiko spekuliatif. Hal ini karena risiko yang timbul bisa berdampak ke bagian-bagian yang lain. 2. Risiko spesifik adalah risiko yang memiliki dampak khusus dan tidak dapat dihindari tetapi bisa diminimalisasi tingkat resikonya. Telah banyak tokoh-tokoh terkemuka yang membahas mengenai risiko usaha, yang kemudian menyebutkan juga mengenai jenis-jenis risiko usaha. Risiko usaha tersebut anatara lain sebagai berikut: 1. Risiko produksi Contoh untuk jenis usaha di bidang industry cloting atau fashion yang memproduksi baju. Untuk meghasilkan jumlah produk yang banyak untuk memenuhi permintaan pasar, maka perusahaan haruslah memiliki otomatisasi pengerjaan untuk menghasilkan produk yang lebih banyak. Namun dikarenakan prosesnya yang otomatisasi dan menggunakan mesin, biasanya dalam prosesnya sering menjadi tidak teliti. Sehingga produk yang dihasilkan tidak dapat diteliti satu-persatu sebelum dijual kepada konsumen. Dampaknya adalah ketika telah cacat, maka akan merugikan perusahaan. Karena satu complian dari pelanggan dapat berakibat fatal bagi perusahaan jika satu pelanggan tersebut membicarakannya kepada calon pembeli yang lain. Maka dari itu akan menimbulkan risiko usaha. Selain factor non-human dalam proses produksi, factor SDMnya juga berpengaruh. Misal untuk tanggung jawab, etos kerja, ketelitian, ketekunan, dan lain sebagainya. 2. Risiko Pemasaran Risiko pemasaran berkaitan dengan proses marketing dan pemasaran produk. Yang perlu dikuasai adalah bagaimana teknik memasarkan produk dengan efektif agar produk yang dihasilkan dapat diterima dengan baik oleh pembeli. 3. Risiko Sumber Daya Manusia Ketika bisnis berkembang dengan baik, tentu memerlukan bantuan orang lain untuk menjalankan usaha tersebut yaitu dengan merekrut karyawan atau pegawai. Namun tak jarang muncul masalah yang terjadi yaitu masalah dengan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Semisal sifat pekerja yang kurang baik seperti pemalas, kurang bertanggung jawab, tidak jujur, dsb akan berdampak pada perusahaan. 4. Risiko Finansial Memiliki usaha dan bisnis berarti siap dengan risiko ketidakpastian income atau pendapatan usaha. Tidak selamanya perusahaan dapat memperoleh keuntungan dalam jumlah besar. Perlu diketahui bahwa risiko kerugian juga sangat besar. Yang oerlu dilakukan adalah mempersiapkan diri dengan lebih baik bila kendala tersebut muncul. 5. Risiko Lingkungan Contohnya bila bergelut dalam industry makanan, maka harus memikirkan limbah pabrik yang dihasilkan dari perusahaan tersebut. Sebisa mungkin membuat agar lebih ramah lingkungan dan tidak merugikan lingkungan sekitar. 6. Risiko teknologi Usaha yang dijalankan tidak hanya bergantung pada tenaga karyawan, namun juga menggunakan bantuan mesin atau teknologi. Masalah yang sering muncul adalah waktu pemakaian alat yang harus dipantau. Jika pemakaian alat sudah lama dan tidnak dilakukan service berkala, maka kemungkinan alat akan rusak dan tidak dapat digunakan. 7. Risiko Permintaan Pasar Perlu adanya inovasi-inovasi produk baru yang dapat membuat usaha tersebut mampu berkembang dipasarnya serta melihat peluang apa yang harus dipertimbangkan untuk usaha selanjutnya. 8. Risiko Perbaikan Jika ingin melakukan perubahan dan perbaikan harus berhati-hati. Perlu dilihat kembali factor-faktor yang mendukung akan kebutuhan produk di pasaran, inovasi produk dsb. 9. Risiko Kerjasama Memilki patner dalam berbisnis tidak selalu bermanfaaat bagi usaha, tentu harus memilih patner usaha yang tepat, sudah dikenal dan terpercaya untuk menghindari risiko penipuan dan patner yang kurang baik yang bisa berdampak pada kerugian perusahaan. 10. Risiko Peraturan Pemerintah Sebagai warga negara yang baik, sudah seharusnya untuk menaati peraturan dan hukum yang berlaku. Dengan mempertimbangkan usaha tersebut agar aman. Pemerintah memberikan peraturan mana yang yang harus dan tidak harus dilakukan oleh pelaku bisnis. 11. Risiko Pembembangan Aset Ketika diawal sudah mencapai kesuksesan, pasti ada usaha untuk mengembangkan kembali usaha yang telah dilakukan. Namun harus berhati-hati untuk mempertimbangkan jenis pengembangan apa yang akan dilakukan, terutama dalam pengembangan asset. diusahakan untuk melihat, memperkirakan, serta meghitung risiko apa saja yang kemungkinan akan muncul. Setelah mengetahui kategori dan jenis-jenis risiko usaha dengan mengidentifikasikan risiko yang harus dikelola organisasi melalui proses yang sistematis dan terstruktur. Dalam tahapan ini juga harus mengupayakan untuk mengidentifikasikan risiko-risiko baik dalam kendali organisasi maupun diluar kendali. Yang diawali dengan mengidentifikasi secara komferhensif, ekstensif dan intensif mengenai daftar risiko yang dapat terjadi maka dimulai analisis mengapa hal tersebut dapat terjadi dan bagaimana terjadinya. Sasarannya adalah mengembangkan daftar sumber risiko dan kejadian yang komperhensif serta memiliki dampak terhadap pencapaian sasaran dan target (atau elemen kunci) yang teridentifikasi dari konteks. Dokumen utama yang dihasilkan dari proses ini adalah risiko (risk register). C. KOMPONEN RISIKO Risiko dalam manajemen risiko bukan sekedar suatu kejadian atau kondisi yang dapat berkembang, namun mencakup berbagai informasi yang terkait dengan kejadian atau kondisi tersebut. Oleh karena itu dalam proses identifikasi risiko, informasi yang dikumpulkan mencakup: 1. Sumber risiko yaitu stake holder, benda atau kondisi lingkungan yang dapat memicu timbulnya risiko. a. Faktor risiko internal adalah faktor-faktor risiko yang terjadi di dalam perusahaan atau proyek yang dapat dikontrol oleh manusia. Risiko-risiko ini biasanya muncul karena masalah keuangan, organisasi, karyawan, lingkungan kerja, perubahan produk, dan masalah-masalah lain di dalam perusahaan atau proyek yang tidak menunjang pencapaian yang diharapkan. Akibatnya, terjadi penundaan waktu penyelesaian proyek, peningkatan biaya atau gangguan/interupsi pada arus kas. b. Faktor risiko eksternal adalah faktor-faktor di luar control/kendali manusia, misalnya di paar uang/pasar modal, kebijakan di bidang perpajakan ,perubahan lingkungan/cuaca dll. Ketika risiko ini terjadi, yang peling penting adalah menghadapinya. 2. Kejadian adalah peristiwa yang dapat terjadi dan berdampak terhadap pencapaian sasaran target. 3. Konsekuensi : dampak terhadap asset organisasi atau stae holder. 4. Pemicu (apa dan mengapa): faktor-faktor yang memicu timbulnya suatu peristiwa berisiko. 5. Pengendalian merupakan langkah-langkah antisipasi dan pencegahan awal yang dapat dilaksanankan. 6. Perkiraan kapan risiko terjadi dan dimana risiko dapat terjadi elemen-elemen kunci diatas dapat ditambah atau malah berkurang tergantung kebutuhan pada saat menetapka konteks manajemen risiko. D. CARA MENGIDENTIFIKASI RISIKO Untuk dapat mengatasi risiko usaha perlu adanya sebuah strategi yang tertata dengan baik yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Identifikasi Risiko Berdasarkan Tujuan Dalam berdirinya suatu usaha tentu mempunyai tujuan tertentu. Jadi, peristiwa-peristiwa yang akan menyebabkan tidak tercapainya sebagian atau seluruh tujuan perusahaan akan diidentifikasi sebagai risiko. Contoh: kebijakan moratorium/penghentian sementara izin baru alih fungsi lahan gambut dan hutan alam menjadi Hutan Tanaman Industri (HTI) yang akan mulai berlaku pada awal tahun 2011 oleh Kementrian Kehutanan untuk semua sektor industry, mulai dari perkebunan, pertambangan sampai kehutanan, dapat diidentifikasikan sebagai risiko yang akan dihadapi oleh pelaku bisnis di bidang perkebunan sawit, pertambangan dan kehutanan yang telah melaksanakan ekspansi bisnis sebagai tujuan usaha mereka pada tahun 2010 sampai 2012, karena dengan adanya kebijakan moratorium tersebut dapat membuat tidak tercapainya sebagian/seluruh tujuan perusahaan. 2. Identifikasi Risiko Berdasarkan Skenario Skenario yang dibuat dimana scenario-skenario terebut merupakan alternative-alternatif cara untuk mencapai tujuan perusahaan. Jadi, peristiwa-peristiwa yang memicu terjadinya alternative scenario yang tidak diharapkan/diluar yang telah ditetapkan perusahhan dapat diidentifikasikan sebagai risiko. Hasil dari identifikasi risiko adalah sebuah daftar berisi risiko-risiko. Apa yang akan dilakukan terhadap risiko-risiko yang telah didaftarkan itu tergantung dari sifat dari risiko-risiko itu. E. PROSES IDENTIFIKASI RISIKO Proses identifikasi tergantung dari jenis proyek yang sedang ditanggani dan kemampuan/keahlian/pengalaman dari tim manajemen risiko yang ditugaskan untuk mengidentifikasi risiko-risiko, beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam proses identifikasi risiko antara lain: 1. Proses identifikasi risiko dimulai dengan mengumpulkan peristiwa-peristiwa yang dapat menimbulkan risiko bagi perusahaan atau suatu proyek baru yang akan dikembangkan/dirintis oleh perusahaan itu. Pada umunya, sebagian besar proses identifikasi risiko dimulai dengan mempelajari isu-isu dan hal-hal ang menjadi perhatian tim pengembangan proyek. Contoh daftar identifikasi risiko-risiko adalah manajemen, organisasi, peraturan pemerintah, pihak ketiga, kondisi ekonomi perusahaan, lingkungan dll. 2. Pengelompokan risiko, sesudah risiko-risiko diidentifikasi maka risiko-risiko itu harus dikelompokkan dalam beberapa kelompok risiko yang sejenis. Pengelompokan risiko-risiko bertujuan untuk mencegah terjadinya pengulangan dan membantu manajemen dalam proses menganalisa risiko-risiko. 3. Pembentukan tim, yaitu siapa saja yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan identifikasi risiko. Perusahaan dapat membentuk tim khusus utnuk mengidentifikasi risiko yang terdiri dari manajer proyek, anggota-anggota proyek, tim manajemen risiko, ahli-ahli dari luar tim proyek yang menguasai/memahami proyek yang sedang deikerjakan, ahli manajemen risiko dan pemegang saham. F. TEKNIK-TEKNIK YANG DIPAKAI DALAM MENGIDENTIFIKASI RISIKO Teknik yang dapat dipakai dalam mengidenitifikadi risiko antara lain: 1. Kumpulkan Informasi Semisal dengan bertukar pikiran antar tim dan meminta setiap orang untuk mengidentisikasi area-area mana saja yang berpotensi yang berisiko. 2. Interview Dengan melakukan wawancara terhadap orang-orang yang ahli dalam bidang manajemen dan pengaturan perusahaan, para konsultan perusahaan dsb. 3. Analisa SWOT (Stregths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) Yaitu dengan menganalisa kekuatan, kelemahan suatu perusahaan, kesempatan untuk mengembangkan perusahaan dan ancaman yang akan terjadi. 4. Pengalaman pribadi dan intuisi Dengan mendaftar risiko-risiko berdasarkan pengalaman masa lalu atau pelajaran-pelajaran yang dapat diambil dari proyek sejenis. Kemudian dilakukan pemetaan yang mana harus membuat kategori risiko dari seluruh risiko yang telah diidentifikasikan. Risiko yang telah teridentifikasi kemudian dikategorikan dalan: a. Peristiwa-peristiwa yang mengandung risiko dan diprediksi akan terjadi terus menerus, tapi kita tidak mengetahui bagaimana atau berapa besar dampak kerugian yang ditimbulkan jika peristiwa-peristiwa itu terjadi: perubahan kondisi pasar, ketentuan-ketentuan operasional, perubahan dalam sosial, politik dan lingkungan, perubahan dalam perekonomian (perpajakan, nilai tukar mata uang, tidak stabilnya tingkat suku bunga, inflasi), kondisi cuaca yang ekstrim, perubahan selera pelanggan, tidak tersedianya bahan mentah dll. b. Peristiwa-peristiwa yang mengandung risiko tapi jarang terjadi dan kita berusaha melakukan tindakan untuk menghindari kerugian akibat peristiwa-peristiwa itu. Contoh: bencaba alam (banjir, gunung meletus, kebakaran, gempa bumi), tidak tersedianya bahan mentah. Terbatasnya/kurangnya modal kerja/pendanaan untuk suatu proyek, factor-faktor eksternal seperti terorisme, sabotase, perang dll. c. Peristiwa-peristiwa yang mengandung risiko yang terjadi di dalam internal bisnis/organisai. Contoh: tujuan perusahaan yang tidak realistis, manajemen, sistim komunikasi yang tidak berjalan baik di dalamm perusahaan, karyawan mogok kerja, prosedur seleksi/rekrutmen karyawan yang tidak memadai, tugas & tanggung jawab yang tidak jelas. d. Peristiwa-peristiwa yang mengandung risiko yang bersifat teknis: bekerja dalam kondisi yang tidak aman dapat menyebabkan kecelakaan, tingkat keamanan kerja yang tidak sesuai standar dll. e. Politik, misalnya perubahan dalam kebijakan/peraturan pemerintah, pengggantian kabinar dll. f. Hukum dan peraturan pemerintah. Contoh: berdasarkan Ketentuan Badan Standar Nasional Indonesia No. 13-6910-2002 tentang Operasi Pengeboran Darat dan Lepas Pantai di Indonesia, maka sumur-sumur pengeboran harus berjarak sekurang-kurannya 100 meter dari jalan umum, rel kereta api, perumahan atau tempat-tempat lain dimana sumber nyala api dapat timbul dan berdasarkan Perda No. 16 tahun 2003 peruntukan lokasi sebenarnya bukan untuk pertambangan. Tetapi, faktanya dengan jarak sumur pengeboran gas bumi di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur denga pemukiman penduduk terlalu dekat (kurang lebih 5 meter) dan pengeboran dilakukan dikawasan industri. Hal ini merupakan risiko yang harus diidentifikas oleh Lapindo Brantas Inc. sebelum melakukan pengeboran. Karena, bila terjadi kecelakaan pada saat pengeboran, maka ekologi dan manusia di sekitar akan terkena dampaknya. Pihak Lapindo harus menanggung kerugian financial bila terjadi kesalahan pengeboran. 5. Analisa daftar risiko-risiko tersebut Suatu proses analisa identifikasi risiko akan menghasilkan daftar risiko yang memuat informasi mengenai risiko-risiko yang telah diidentifikasikan, akar penyebab teerjadinya risiko dan kategori risiko. Identifikasi risiko perlu dilakukan secara terus menerus karena risiko-risiko baru bisa saja muncul ke permukaan ketika suatu proyek berlangsung/dikerjakan. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Risiko usaha adalah kemungkinan-kemungkinan yang dapat merugikan dan tidak terduga yang dapat dialami seseorang yang menggeluti dunia usaha yang di sebabkan oleh kondisi-kondisi tersebut. Sifat risiko usaha yaitu tidak pasti dan sebagian besar menimbulkan kerugian. Adapun kategori usaha berdasarkan kerugian yang dapat di timbulkan yaitu risiko murni atau pure risk dan risiko spekulatif.sedangkan berdasarkan kontrol yaitu risiko yang dapat di kendalikan dan risiko yang tidak dapat di kendalikan.berdasarkan jenis dampaknya yaitu resiko sismatik dan risiko spesifik. Sedangkan dalam proses identifikasi risiko, informai yang di kumpulkan mencakup : sumber risiko, kejadian, konsekuensi, pemicu ( apa dan mengapa ), pengendalian,dan perkiraan kapan risiko terjadi dan dimana risiko dapat terjadi. Adapun cara mengidentifikasi risiko,untuk dapat mengatasi risiko usaha perlu adanya sebuah strategi yang tertata dengan baik yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut, yaitu : identifikasi risiko berdasarkan tujuan dan identifikasi berdasarkan skenario. Proses identifikasi tergantung dari jenis proyek yang sedang ditanggani dan kemampuan/keahlian/pengalaman dari tim manajemen risiko yang ditugaskan untuk mengidentifikasi risiko-risiko, beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam proses identifikasi risiko antara lain: Proses identifikasi risiko dimulai dengan mengumpulkan peristiwa-peristiwa yang dapat menimbulkan risiko bagi perusahaan atau suatu proyek baru yang akan dikembangkan/dirintis oleh perusahaan itu,pengelompokan risiko dan pembentukan tim. Adapun teknik-teknik yang dipakai dalam mengidentifikasi risiko yaitu : kumpulkan informasi, interview, Analisa SWOT (Stregths, Weaknesses, Opportunities, and Threats),pengalaman pribadi dan intuisi, dan Analisa daftar risiko-risiko tersebut. B. SARAN Adapun banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini maka dari itu kami sangat mengharapkan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca agar dapat melengkapi kekurangan yang ada dalam makalah ini.
MAKALAH KEWIRAUSAHAAN CARA MEMASUKI DUNIA USAHA Dosen: Bapak Muhammad Irfan Laturumasoreng, S.Pd., M.Pd. Disusun Oleh: Kelompok 2 Hilda Widia Rita Hamid 14142029 Meta Mahayati 14141016 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya kegiatan penulisan makalah kewirausahaan yang berjudul “ Cara Memasuki Dunia Usaha” telah dapat terlaksana dengan baik. Terimakasih kami ucapkan kepada Bapak Muhammad Irfan Laturumasoreng S.Pd, M.Pd yang telah memberikan pengarahan kepada kami dalam menyiapkan materi makalah ini. Orang tua yang telah memberikan dukungan secara moral maupun moril serta rekan-rekan seangkatan Pendidikan Matematika Universitas Mercu Buana Yogyakarta yang senantiasa belajar bersama kami, saling berbagi pengalaman dan bertukar pikiran. Tak lupa juga segenap keluarga besar civitas akademika Universitas Mercu Buana Yogyakarta yang secara tidak langsung telah mendukung kami. Makalah sederhana yang kami susun ini, membahas mengenai cara memasuki dunia usaha dapat membantu menambah pengetahuan dan gambaran lebih jauh bagi para pemula atau orang-orang yang akan membuka usaha. Dapat menambah kepercayaan diri dan tanpa ragu untuk terjun dalam dunia usaha. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi yang membaca. Kami menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan dalam isi makalah ini. Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik pembaca guna menyempurnakan penulisan makalah yang akan datang. Apabila dalam makalah ini terdapat hal-hal yang kurang berkenan di hati pembaca mohon di maafkan. Yogyakarta, 19 Oktober 2015 Penulis DAFTAR ISI Kata Pengantar 2 Daftar Isi 3 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 4 B. Rumusan Masalah 5 C. Tujuan 5 BAB II. PEMBAHASAN A. Pengertian Wirausaha 6 B. Cara Untuk Memasuki Dunia Usaha 6 C. Upaya Untuk Memasuki Usaha Baru 8 D. Membuka Usaha Dengan Membeli Perusahaan yang Sudah Didirikan 10 E. Franching (Kerjasama Manajemen/Wirabala) 11 BAB III. PENUTUP A. Kesimpulan 12 B. Saran 12 DAFTAR PUSTAKA 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di masa sekarang ini, persaingan untuk memperoleh pekerjaan sangat sulit. Tingkat pendidikan tidak bisa menjamin seseorang untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Bisa dilihat dari data tingkat pengangguran terbuka di tahun 2014 yang dicatat oleh Badan Pusat Statistik. Pengangguran masih didominasi oleh lulusan SMK, Diploma dan Universitas. Yang mana jumlah tenaga kerja Indonesia per Agustus 2014 mencapai 182,99 juta orang. Untuk pengangguran lulusan SMK jumlahnya adalah 11,24 % dari total jumlah pengangguran. Pengangguran lulusan SMK ini naik tipis dibandingkan posisi Agustus 2013 yang mencapai 11,21%. Sementara pengangguran lulusan Diploma jumlahnya 6,14% dari total pengagguran naik dari Agustus 2013 5,95%. Pengangguran sarjana mencapai 5,65% dari total pengangguran, naik dari Agustus 2013 sebesar 5,39%. (http://finance.detik.com/read/2014/11/05/150909/2739806/4/pengangguran-di-ri-kebanyakan-lulusan-smk-dan-sarjana) Melihat kondisi tersebut, perlu adanya solusi untuk mengurangi jumlah pengangguran yang terus bertambah setiap tahunnya. Peluang berwirausaha merupakan salah satu solusi untuk menciptakan peluang pekerjaan baru. Terutama mereka adalah orang-orang yang memiliki potensi untuk menciptakan dunia usaha baru yang dapat membuat hidup mereka lebih baik. Mengingat sekarang ini biaya hidup yang mahal, harga kebutuhan pokok yang tinggi menuntut setiap orang untuk mau tidak mau harus memiliki pekerjaan dan menghasilkan uang. Untuk memulai usaha baru, tentu bukanlah hal yang mudah. Kebanyakan orang selalu pesimis untuk memulai usaha mereka. Mereka berpikir terlalu jauh dahulu sebelum memulainya. Hendaknya sebagai seorang wirausaha harus memiliki kemampuan dan kemauan untuk berwirausaha (jiwa kewirausahaan). Mampu membaca peluang-peluang bisnis yang ada, kreatif serta mempunyai kemauan yang kuat, konsisten dan tidak mudah menyerah. Dalam makalah ini kami akan mencoba membahas lebih lanjut mengenai cara untuk memasuki usaha baru. yang dapat memberika pengertian bahwa untuk memulai sebuah usaha baru bukanlah hal yang sulit, namun merupakan sebuah tantangan setiap orang dan membutikan bahwa mereka juga bisa berwirausaha. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas, dapat kita rumuskan permasalahan yang diperoleh: 1. Bagaimana langkah-langkah untuk memasuki dunia usaha? 2. Bagaimana mengenal cara memasuki dunia usaha dan model pengembangannya? C. Tujuan Adapun tujuan yang diharapkan yaitu: 1. Mengetahui langkah-langkah untuk memasuki dunia usaha. 2. Mengenal dan mengetahui cara memasuki usaha baru dan model pengembangannya. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Wirausaha Pengertian wirausaha menurut beberapa ahli antara lain Peter F Drucker yang menjelaskan bahwa wirausaha merupakan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different). Kewirausahaan menurut Thomas W Zimmerer adalah penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan peluang-peluang yang dihadapi orang setiap hari. Suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth), (Soeharto Prawiro,1997). Jadi dapat disimpulkan bahwa wirausaha atau kewirausahaan adalah kemampuan untuk berdiri sendiri, berdaulat, merdeka lahir dan batin, sumber peningkatan kepribadian, suatu proses dimana orang mengejar peluang, merupakan sifat mental dan sifat jiwa yang selalu aktif di tuntut untuk mampu mengelola, menguasai, mengetahui dan berpengalaman untuk memacu kreatifitas. Dari pengertian diatas, seorang wirausaha tentu harus memiliki kecakapan untuk dapat memulai usahanya, mampu mengorganisir, kreatif, serta menyukai tantangan. B. Cara Untuk Memasuki Dunia Usaha Menurut Suryana (2001) ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memasuki dunia usaha, yaitu: 1. Merintis usaha baru (starting), yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru dengan menggunakan modal, ide, organisasi dan manajemen yang dirancang sendiri. Ada tiga bentuk usaha baru yang dirintis, yaitu: a. Perusahaan miliki sendiri (proprietorship), yaitu bentuk usaha yang memiliki dan dikelola oleh seseorang. b. Persekutuan (Partnership) yaitu kerjasama (asosiasi) dua orang atau lebih yang secara bersama-sama menjalankan usaha bersama, dan c. Perusahaan berbadan hukum (corporation), yaitu perusahaan yang didirikan atas dasar badan hukum dengan modal saham-saham. 2. Membeli perusahaan orang lain (buying), yaitu dengan membeli perusahaan yang telah didirikan atau dirintis dan diorganisir oleh orang lain dengan nama dan organisasi usaha yang sudah ada. 3. Kerjasama manajemen (franchising), yaitu kerjasaama antara entrepreneur (franchisee) dengan perusahaan besar (franchisor/parent company) dalam mengadakan persetujuan jual-beli hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha. Kerjasama ini biasanya dengan dukungan awal seperti pemilihan tempat, rencana bangunan, pembelian peralatan, pola arus kerja, pemilihan karyawan, advertensi, pembukuan, pencatatan dan akutansi, standar, promosi, pengendalian kualitas, riset, nasihat hukum, dan sumber-sumber permodalan. Peggy Lambing (Suryana, 2001) melakukan survei yang hasilnya, hampir setengah atau 43% responden menggunakan sumber ide bisnis dari pengalaman yang diperoleh ketika bekerja di beberapa perusahaan atau tempat-tempat professional lainnya, 15% mencoba melakukan usahanya karena merasa mampu melakukan dengan lebih baik. Sebanyak 11 % ingin memenuhi peluang pasar dan 46% melakukannya karena hobi. Lambing menambahkan bahwa terdapat dua pendekatan utama yang digunakan wirausaha untuk mencari peluang dengan mendirikan usaha baru: 1. Pendekatan “inside out” atau “idea generation” yaitu pendekatan berdasarkan gagasan sebagai kunci yang menentukan keberhasilan usaha. Berdasarkan pendekatan ini, untuk memulia usaha, seorang calon wirausahawan harus memiliki kompetensim usaha. Menurut Norman Scarborough, kompetensi usaha yang diperlukan meliputi: a. Kemampuan teknik, yaitu kemampuan tentang bagaimana memproduksi barang dan jasa serata cara menyajikannya. b. Kemampuan pemasaran, yaitu kemampuan tentang bagaimana menemukan pasar dan pelangan serta harga yang tepat. c. Kemampuan financial, yaitu kemampuan tentang bagaimana memperoleh sumber-sumber dana dan cara menggunakannya. d. Kemampuan hubungan, yaitu kemampuan tentang bagaimana cara mencari, memelihara dan mengembangkan relasi, dan mengembangkan komunikasi serta negoisiasi. 2. Pendekatan “the outside in” atau “opportunity recognition” yaitu pendekatan yang menekankan pada basis ide merespon kebutuhan pasar sebagai kunci keberhasilan. C. Upaya untuk Memasuki Usaha Baru. Untuk memulai usaha baru, tentu bukan akan menjadi hak sangat sukit bagi orang yang belum mengerti sama sekali atau belum memiliki pengalaman dalam dunia wirausaha. Untuk itu perlu adanya upaya-upaya yang perlu diperhatikan dalam memasuki dunia usaha, antara lain: 1. Bidang dan jenis usaha yang dimasuki. Pemilihan jenis usaha tergantung pada kebutuhan pasar dan sumber-sumber yang tersedia. Beberapa bidang diantaranya: a. Bidang Usaha Pertanian (Agriculture), meliputi usaha pertanian, kehutanan, perikanan, dan perkebunan; b. Bidang Usaha Pertambangan (Mining), meliputi usaha galian pasir, galian tanah, batu, dan bata; c. Bidang Usaha Pabrikasi (Manufacturing), meliputi usaha industry, assemblasi, perakitan dan sintesis; d. Bidang Usaha Konstruksi (Contruction), meliputi usaha konstruksi bangunan, jembatan, pengairan dan jalan raya; e. Bidang Usaha Perdagangan (Trade), meliputi perdagangan kecil, grosir, agen, dan ekspor-impor; f. Bidang Usaha Jasa Keuangan (Financial Service), meliputi usaha perbankan, asuransi, dan koperasi; g. Bidang Usaha Perorangan (Personal Service), meliputi usaha potong rambut, salon, laundry, dan catering; h. Bidang Usaha-jasa Umum (Public Service), meliputi usaha pengangkutan, pergudangan, wartel, dan distribusi; i. Bidang Usaha Wisata (Tourism), meliputi berbagai kelompok. Berdasarkan UU No.9 tahun 1990 tentang Kepariwisataanada 86 jenis usaha yang bisa dirintis, yang terbagi kedalam tiga kelompok usaha wisata, yaitu: 1) Kelompok usaha jasa pariwisata (meliputi: jasa biro perjalanan, jasa agen perjalanan pariwisata, jasa pramuwisata, jasa konvensi perjalanan wisata intensif dan pameran, jasa impresriat, jasa konsultan pariwisata, dan jasa informasi pariwisata) 2) Pengusahaan objek dan daya tarik wisata (meliputi: pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam, pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya, pengusahaan objek daya tarik wisata minat khusus) 3) Usaha sarana wisata (meliputi: penyediaan akomodasi,penyediaan makanan dan minuman, penyediaan angkutan wisata, penyediaan sarana wisata dan sebagainya) 1. Bentuk Usaha dan Kepemilikan Usaha Pemilihan bentuk kepemilikan badan usaha ditentukan oleh besar kecilnya skala usaha dan sumber daya yang dimiliki. Terdapat beberapa badan usaha yang dapat dipilih, diantaranya: a. Perusahaan perorangan (solerproprietorship), yaitu suatu perusahaan yang dimilki dan diselenggarakan oleh satu orang. b. Persekutuan (partnership), yaitu suatu perusahaan yang dimiliki dan diselenggarakan oleh satu orang. c. Persekutuan (partnership), yaitu suatu asosiasi yang didirikan oleh dua orang atau lebih yang menjadi pemilik bersama dari suatu perusahaan. d. Perseroan (Corporation), yaitu suatu perusahaan yang anggotanya terdiri atas para pemegang saham (person/stockholder). e. Firma yaitu persekutuan yang menjalankan perusahaan di bawah nama bersama. Apabila untung maka keuntungan dibagi bersama, sebaliknya bila rugi ditanggung bersama. 2. Tempat usaha yang akan dipilih Dalam pemilihan tempat usaha harus mempertimbangkan aspek efisiensi dan efektifitas lokasinya, dengan mempertimbangkan beberapa hal, seperti: a. Apakah tempat usaha tersebut mudah dijangkau oleh konsumen atau pelanggan atau pasar? Bagaimana aspek pasarnya? b. Apakah dekat dengan usaha dekat ke sumber tenaga? c. Apakah dekat ke akses bahan baku dan bahan penolong lainnya seperti alat angkut dan jalan raya? Untuk menentukan lokasi atau tempat usaha, ada beberapa alternative yang bisa dipilih, yaitu: • Membangun bila ada tempat yang strategis; • Membeli atau menyewa bila ada temapt strategis dan menguntungkan; • Kerja sama bagi hasil, bila memungkinkan. 3. Organisasi usaha yang akan digunakan Kompleksitas organisasi usaha tergantung pada cakupan usaha, semakin besar cakupannya, semakin kompleks organisasinya. Dan sebaliknya semakin kecil cakupan usaha, maka semakin sederhana organisasinya. Fungsi kewirausahaan dasarnya adalah kreativitas dan inovasi, sedangkan manajerial dasarnya adalah fungsi-fungsi manajemen. Semakin kecil perusahaan maka besar fungsi kewirausahaan, tetapi semakin kecil fungsi manajerial yang dimilikinya dan sebaliknya. 4. Lingkungan usaha Lingkungan usaha juga memberikan pengaruh terhadap berdirinya suatu usaha atau perusahaan. Lingkungan mikro dan makro berpengaruh terhadap kegagalan dan keberhasilan sebuah usaha. Lingkungan makro adalah lingkungan yang ada kaintannya dengan operasional sebuah usaha/perusahaan seperti pemasok, karyawan, pemegang saham, manajer, direksi, distributor, pelanggan/konsumen dan lainnya. Lingkungan makro adalah lingkungan di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi daya hidup perusahaan secara keseluruhan, yaitu meliputi: a. Lingkungan ekonomi; b. Lingkungan teknologi; c. Lingkungan sosiopolitik; d. Lingkungan demografi serta gaya hidup. D. Usaha dengan Membeli Perusahaan yang Sudah Didirikan Beberapa orang yang baru memasuki dunia usaha memliki alasan lain untuk memasuki dunia usaha. Mereka memilih untuk membeli perusahaan yang sudah ada daripada mendirikan usaha baru, dengan asalan: • Resiko yang dialami lebih rendah • Lebih mudah • Memiliki peluang untuk membeli dengan harga yang dapat ditawar Membeli perusahaan yang sudah ada juga memiliki kelemahan, yaitu: • Masalah eksternal, yaitu lingkungan misalnya banyaknya pesaing dan ukuran peluang pasar. • Masalah internal, yaitu masalah-masalah yang ada dalam perusahaan, misalnya image atau reputasi perusahaan. E. Franching (Kerjasama Manajemen/Wirabala) Franching adalah kerjasama manajemen untuk menjalankan perusahaan cabang/penyalur. Inti dari Franching adalah memberi hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha dari perusahaan induk. Franchtor (perusahaan induk) adalah perusahaan yang member lisensi, sedangkan franchse adalah perusahaan pemebri lisensi (penyalur/dealer). BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari penjelasan materi diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa: Dalam memasuki dunia usaha seorang wirausaha tentu harus memiliki kecakapan untuk dapat memulai usahanya, mampu mengorganisir, kreatif, serta menyukai tantangan. Menurut Suryana (2001) ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memasuki dunia usaha, yaitu: Merintis usaha baru (starting), membeli perusahaan orang lain (buying), dan Kerjasama manajemen (franchising). Dan adapun upaya-upaya yang perlu di perhatikan untuk memasuki dunia usaha baru, yaitu : bidang dan jenis usaha yang dimasuki, bentuk usaha dan kepemilikan usaha, tempat usaha yang akan dipilih, organisasi usaha yang akan di gunakan, dan lingkungan usaha. B. Saran Adapun banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini maka dari itu kami sangat mengharapkan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca agar dapat melengkapi kekurangan yang ada dalam makalah ini.

Jiwa dan Mental Wirausaha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengangguran menjadi masalah yang terberat, yang dihadapi pemerintah dewasa ini. Tidak terlepas dari itu, baik dari kalangan berpendidikan tinggi maupun rendah merasa lapangan pekerjaan masih sangat terbatas. Salah satu cara untuk mengatasi masalah pengangguran adalah wirausaha. Dengan berwirausaha selain dapat membuat seseorang memperbaiki finansialnya sendiri, dia juga bisa membuat lingkungannya lebih baik, dan membantu membuka lapangan kerja bagi siapa saja. Akan tetapi, terkadang banyak yang berwirausaha tidak sukses. Dia hanya bertahan beberapa waktu. Untuk dapat menjadi seorang wirausaha yang berhasil dibutuhkan jiwa dan mental seorang wirausaha. Seorang wirausaha di antaranya adalah memiliki sifat inovasi tinggi memiliki komitmen terhadap pekerjaan, memiliki tanggung jawab, berani menghadapi resiko, selalu mencari peluang, memiliki jiwa kepemimpinan, kemampuan dan manajerial, mengembangkan ide-ide kreatif, pengambilan keputusan merupakan strategi pengembangan jiwa kewirausahaan. Untuk pengembangan jiwa kewirausahaan disamping dibutuhkan hal-hal di atas juga dibutuhkan sikap mental positif kebiasaan dan sikap yang baik. Jiwa dan mental adalah sesuatu yang ada dalam diri setiap manusia, yang tidak dapat dilihat oleh mata secara langsung, dan keduanya berhubungan dengan kepribadian seseorang. Dengan kata lain, jiwa dan mental sangat berpengaruh dengan kepribadian seseorang. Artinya jika seseorang ingin berwirausaha yang sukses, maka harus memiliki jiwa dan mental ‘yang tangguh bukan yang tanggung’. Dalam makalah ini, kami mencoba menghidangkan persoalan-persoalan di atas guna mencapai tujuan yang diharapakan, yaitu kita secara bersama dapat mengerti jiwa dan mental yang harus dimiliki seorang wirausaha, agar semakin banyak wirausaha di Indonesia. B. Rumusan Masalah Dari pemaparan latar belakang di atas, maka masalah yang akan dijelaskan dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apa itu jiwa dan mental wirausaha? 2. Bagaimana menumbuhkan jiwa dan mental wirausaha dalam diri kita? 3. Mengapa dalam berwirausaha dibutuhkan jiwa dan mental yang kuat? C. Tujuan Tujuan dari makalah ini diantaranya: 1. Mengetahui jiwa dan mental wirausaha; 2. Mengetahui cara menumbuhkan jiwa dan mental berwirausaha; 3. Mengetahui alasan dari pentingnya jiwa dan mental yang kuat dalam berwirausaha. D. Manfaat Diharapkan makalah ini dapat menjadi acuan untuk makalah-makalah lain yang bertema serupa. Dapat membuat pembaca menjadi sadar akan peran penting jiwa dan mental yang tangguh dalam berwirausaha. Dan bisa memotivasi pembaca untuk berwirausaha, sehingga bisa terbuka lapangan kerja baru baik dalam skala kecil maupun skala besar. BAB II PEMBAHASAN JIWA DAN MENTAL WIRAUSAHA A. Pengertian Jiwa dan Mental Wirausaha Jiwa dan mental, dua hal yang tidak bisa kita lepaskan satu sama lain. Kedua hal ini saling ketersangkutan. Kenapa? Jelas sekali bukan dua hal ini bersangkutan karena jika kita memiliki jiwa yang lemah maka mental kita juga lemah sedangkan jika kita memiliki jiwa yang kuat maka mental kita pun akan kuat, dan keduanya tidak dapat dipisahkan karena jika kita keduanya ada dalam diri kita. Sebenarnya apa itu jiwa, dan apa itu mental? Kemudian apa jiwa dan mental wirausaha? Kenapa keduanya saling dihubung-hubungkan dengan kepribadian seseorang? Bisakah jika jiwa dan mental dibentuk dengan seiringnya waktu atau jiwa dan mental seseorang adalah hal yang mutlak atau terbawa dari lahir hingga akhir? Jiwa atau Jiva berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya "benih kehidupan". Dalam berbagai agama dan filsafat, jiwa adalah bagian yang bukan jasmaniah (immaterial) dari seseorang. Biasanya jiwa dipercaya mencakup pikiran dan kepribadian dan sinonim dengan roh, akal, atau awak diri. Jadi dapat dimengerti jika jiwa tidak dapat dilihat oleh mata secara langsung. Serupa dengan jiwa, mental juga bersifat tidak bisa dilihat oleh mata secara langsung. Secara etimologi kata “mental” berasal dari bahasa Yunani, yang mempunyai pengertian sama dengan pengertian psyche, artinya psikis, jiwa atau kejiwaan. James Draver memaknai mental yaitu “revering to the mind” maksudnya adalah sesuatu yang berhubungan dengan pikiran atau pikiran itu sendiri. Secara sederhana mental dapat dipahami sebagai sesuatu yang berhubungan dengan batin dan watak atau karakter, tidak bersifat jasmani (badan). Sering kita mendengar kata bijak yang mengatakan, “Palu menghancurkan kaca, tetapi palu membentuk baja”. Maksudnya ‘palu menghancurkan kaca’ seorang yang memiliki mental sepeti kaca akan mudah dihancurkan dengan sekali benturan. Sedangkan ‘palu membentuk baja’ seorang yang memiliki mental seperti baja saat dibentur oleh ‘palu’ atau masalah dalam kehidupan, dia tidak akan hancur akan tetapi menjadi semakin terbentuk hingga akhirnya dia menjadi sesuatu yang berguna. Dari pengertian jiwa dan mental di atas dapat kita ambil kesimpulan, jiwa dan mental adalah sesuatu yang ada dalam diri setiap manusia, yang tidak dapat dilihat oleh mata secara langsung, dan keduanya berhubungan dengan kepribadian seseorang. Kemudian pertanyaannya, apa jiwa dan mental wirausaha? Sebelumnya kita balik kebelakang, mengenai pengertian dari wirausaha itu sendiri. Wirausaha dapat diartikan sebagai seorang yang pemikirannya selalu berusaha mencari, memanfaatkan, serta menciptakan peluang usaha. Peluang usaha ini mungkin akan menguntungkan baik secara finansial maupun sosial, namun resiko kerugian tak lepas menghantui kita. Tidak ada istilah rugi selama seseorang melakukan usaha dengan penuh keberanian dan penuh perhitungan. Inilah yang disebut jiwa wirausaha. Dan berkemauan keras, keyakinan pada diri, motivasi yang kuat adalah mental wirausaha. B. Jiwa Tangguh dan Mental Baja Wirausaha Memahami dan mengetahui pengertian dari jiwa dan mental wirausaha belum tentu bisa mempraktikan atau menyerap ilmu dari wirausaha itu sendiri. Ada baiknya jika belajar dari tokoh yang telah sukses. Agar kita termotivasi untuk mengenal lebih lanjut arti dan makna dari jiwa dan mental wirausaha. Belajar dari beberapa tokoh wirausaha sukses sebagai berikut. 1. Bob Sadino Almarhum Bob Sadino barangkali adalah pengusaha paling nyentrik di Indonesia, beliau adalah salah satu contoh pengusaha sukses yang sebelumnya pontang-panting ketika merintis bisnis. Sempat menjadi karyawan perusahaan berstatus badan usaha milik negara selama 9 tahun, Bob memutuskan keluar dari pekerjaan itu dan menjadi pengusaha. Tapi usahanya tak langsung sukses. Bisnis sewa mobil yang ditekuninya mandek. Setelah kecelakaan ketika menyopiri mobil Mercedes-Benz yang dia sewakan, dia tak bisa melanjutkan usahanya lagi. Bob kemudian menjadi buruh bangunan dengan upah harian. Tapi saat itu dia melihat ceruk bisnis lain yaitu peternakan ayam. Akhirnya, dengan modal pinjaman dari tetangganya yang merupakan purnawirawan militer yang tertarik dengan bisnis peternakan, Bob memulai usaha berdagang telur negeri. Bob memasarkan sendiri telurnya dari rumah ke rumah para ekspatriat di sekitar tempat tinggalnya di Kemang, Jakarta Selatan. Akhirnya, berkat keuletannya, usahanya sukses dan dia mendirikan Kem-Chicks, supermarket terkenal yang menjual beragam produk pertanian dan peternakan. 2. Gibran Rakabuming Siapa yang tidak mengenal Gibran Rakabuming, namanya melejit setelah ayahnya, Joko Widodo, menjadi Gubernur DKI Jakarta dan kemudian Presiden Indonesia. Jokowi yang merupakan pebisnis dibidang mebel, tapi Gibran tak mau menebeng bisnis itu. Dia malah ngotot mendirikan usaha sendiri di bidang katering dan wedding organizer. Namun kengototannya berbuah manis. Dia memulai bisnisnya dengan mencari pinjaman dari bank, sebab ayahnya ingin dia mandiri. Walau hanya satu yang tembus dari total tujuh proposal permohonan yang dikirim ke bank. Dari modal itulah dia membangun Chili Pari. Mulanya dia hanya melayani pesanan dalam jumlah kecil. Namun kemudian dia mulai menangani order besar dengan jumlah tamu hingga ribuan orang. Saat ayahnya menjabat Wali Kota Solo, dia tak mau melayani order dari pemerintah setempat karena khawatir dianggap bermain mata. Kini, setelah ayahnya hijrah ke Jakarta sebagai presiden, Gibran lebih leluasa menjalankan bisnisnya yang semakin meningkat. 3. Susi Pudjiastuti Selain dikenal sebagai ibu menteri, Susi Pudjiastuti juga pengusaha yang nyentrik dan tegas. Kesuksesannya merintis bisnis dari nol di bidang perikanan dan penerbangan membuatnya dianggap layak menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan di era pemerintahan Joko-Widodo-Jusuf Kalla. Walau hanya mengantongi ijazah SMP lantaran drop out saat SMA. Susi yang lebih memilih berbisnis sebagai pedagang pengepul ikan di Pangandaran ketimbang sekolah, kini merasakan manis buah yang dia tanam itu. Bisnis perikanan Susi kian maju dari tahun ke tahun. Akhirnya, dengan meminjam dari bank, dia membeli sebuah pesawat untuk mempermudah pengangkutan produk lautnya. Kemudian dia menambah satu demi satu pesawat dan mendirikan maskapai Susi Air yang melayani carteran serta rute di pedalaman. Dari ketiga wirausaha ini memiliki cerita yang hampir sama dalam merintis usaha mereka, yaitu mereka sama-sama mulai usahanya dari bawah. Walau banyak sekali rintangan untuk mencapai keberhasilan, mereka tetap semangat dan tidak ada istilah menyerah dalam kamus mereka. C. Jiwa dan Mental Wirausaha Jiwa dan mental wirausaha sangat dibutuhkan untuk wirausaha baik yang baru memulai usaha maupun yang sudah lama menekuninya. Baik usaha skala kecil maupun besar. Melihat tokoh-tokoh wirausaha yang telah sukses baik dalam hidupnya maupun sukses di lingkungannya, dapat diambil beberapa mental yang harus dimiliki seorang wirausaha. Berikut ada enam Sikap mental (minimal) yang perlu dimiliki oleh seorang wirausahawan agar sukses menjalankan wirausahanya adalah : 1. Kreatif dan Inovatif. Bermental Wirausahawan terletak pada seberapa besar seseorang dapat mengekspresikan dan mengeksploitasi kemampuan dirinya, berimajinasi, senantiasa mendapatkan inspirasi, menciptakan atau memperbaharui sesuatu yang belum terpikirkan oleh orang lain dan hasil inovasinya itu menjadi sesuatu yang mempunyai nilai jual. Perumpamaan kata “jika kamu tidak bisa menjadi yang pertama, maka jadilah yang berbeda”. Jadi kita harus selalu berinovasi dengan hal yang telah ada sebelumnya, bukan mencontek yang pertama, tapi mengembangkan yang telah ada lebih dahulu. 2. Optimis, Tegar Dan Ulet. Rasa percaya diri yang tinggi (tidak berlebihan), tegar dan sangat ulet patut menjadi modal dasar dalam berwirausaha. Seseorang yang demikian tidak akan mudah putus asa, bahkan mungkin tidak pernah putus asa. Masalah akan dihadapinya dan bukan dihindari. 3. Pekerja Keras. Waktu kerja bagi seorang wirausahawan tidak ditentukan oleh jam kerja. Saat ia sadar dari bangun tidurnya, pikirannya sudah bekerja membuat rencana, menyusun strategi atau memecahkan masalah. Dan saat dia akan tertidur, ia harus mengevaluasi kerja yang dilakukannya hari ini. Tak ada waktu bermalas-malasan, apalagi menyerah jika dalam kondisi TIDAK MUNGKIN. 4. Multi Tasking. Bermental Wirausahawan sejati artinya dia mampu memandang sesuatu dalam perspektif/dimensi yang berlainan. Bahkan mampu melakukan multi-tasking (melakukan beberapa hal pekerjaan/solusi sekaligus). 5. Berhemat. Wirausahawan yang bijaksana biasanya hemat dan sangat berhati-hati dalam menggunakan uangnya terutama jika ia dalam tahap awak usahanya. Setiap pengeluaran untuk kepentingan pribadi dipikirkannya secara serius sebab ia sadar bahwa sewaktu-waktu uang yang ada akan diperlukan untuk modal usaha atau modal kerja. 6. Berani Ambil Resiko. Seorang wirausahawan berani mengambil resiko. Semakin besar resiko yang diambilnya, semakin besar pula kesempatan untuk meraih keuntungan karena jumlah pemain semakin sedikit. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Jiwa dan mental adalah sesuatu yang sangat vital dalam diri setiap orang. Jiwa dan mental tidak dapat dilihat, namun bisa kita rasakan. Mana yang memiliki jiwa dan mental seorang pemenang dan mana yang memiliki jiwa dan mental pecundang. Jiwa dan mental wirausaha adalah seorang yang pemikirannya selalu berusaha mencari, memanfaatkan, serta menciptakan peluang usaha. Peluang usaha ini mungkin akan menguntungkan baik secara finansial maupun sosial, namun resiko kerugian tak lepas menghantui kita. Tidak ada istilah rugi selama seseorang melakukan usaha dengan penuh keberanian dan penuh perhitungan. Inilah yang disebut jiwa wirausaha. Dan berkemauan keras, keyakinan pada diri, motivasi yang kuat adalah mental wirausaha. Dalam menjalankan suatu usaha (wirausaha) seorang pelaku usaha harus memiliki jiwa dan mental yang: 1. Kreatif dan inovatif; 2. Optimis, tegar dan ulet; 3. Bekerja keras; 4. Multi tasking; 5. Berhemat; dan 6. Berani mengambil resiko. Terbukti dari beberapa contoh wirausaha sukses di pemaparan sebelumnya. Ketiga contoh wirausaha itu memiliki jiwa dan mental seperti di atas. Mereka memulainya dari bawah dengan kreatifitas dan inovatif, mereka optimis yang membuat mereka termotivasi untuk bekerja keras dan berani mengambil beberapa resiko yang bersifat positif untuk mereka. B. Saran Semua usaha akan sia-sia jika kita tidak berusaha sekeras mungkin. Apapun hasilnya kelak, tataplah percaya semua akan seperti yang kita harapkan. Dan jika kita ingin menjadi yang terbaik diantara semua yang baik, jangan meniru yang sudah ada, tetapi berinovasilah dengan kretifitas kita, agar sesuatu yang ada tetap terlihat baru. Jangan mau menunda apapun yang menjadi rencana kita, lakukan secepat mungkin dengan perhitungan yang pas, dan ingatlah tak akan ada yang berhasil tanpa seijin Tuhan, sang pencipta. Jadi selain berusaha sekuat tenaga, ada baiknya jika kita selalu meminta ke Tuhan untuk memberi kita jalan yang mulus untuk mencapai tujuan kita. DAFTAR PUSTAKA Pruden, Yeye. 2013. Membentuk Mental & Jiwa Wirausaha : DONT FORGET ... DUIT !!! . : : http://yeyepruden.blogspot.co.id/2013/05/membentuk-mental-jiwa-wirausaha-dont.html. Diakses pada 8 Oktober 2015 2011. Bagaimana Cara Membangun Jiwa Kewirausahaan?. http://bisnisukm.com/bagaimana-cara-membangun-jiwa-kewirausahaan.html . Diakses pada 8 Oktober 2015 2015. 5 Kisah Pengusaha UKM yang Sukses Memulai Bisnis dari Nol. https://blog.duitpintar.com/5-kisah-pengusaha-ukm-yang-sukses-memulai-bisnis-dari-nol. Diakses pada 9 Oktober 2015

Filsafa Matematika Plato

MAKALAH SEJARAH FILSAFAT MATEMATIKA PLATO Di susun oleh : HILDA WIDIA RITA HAMID ( 14142029 ) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena kasih dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah “Filsafat Matematika Plato”. Adapun tujuan penyusunan makalah ini guna melengkapi nilai mata kuliah Sejarah matematika. Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu dalam proses menyelesaikan makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Semoga makalah ini bermanfaat untuk memberikan kontribusi kepada mahasiswa lain dan juga pembaca sebagai acuan agar dapat mengetahui tentang Filsafat Matematika Plato. Setiap manusia pasti memiliki kekurangan, seperti halnya kami dalam pembuatan makalah ini banyak sekali kekurangan. Untuk itu, kami selalu mengharap kritik dan saran dari pembaca guna kemajuan bersama. Yogyakarta, Oktober 2015 Penulis DAFTAR ISI Kata pengantar i Daftar isi ii Bab I Pendahuluan A. Latar belakang 1 B. Rumusan masalah 1 C. Tujuan 1 Bab II Pembahasan A. Pengertian filsafat matematika 2 B. Filsafat matematika plato 3 Bab III Penutup A. Kesimpulan 5 B. Saran 5 Daftar pustaka 6 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejarah matematika banyak pelopor filsafat yang sangat berpengaruh dalam perkembangan ilmu matematika. Filsafat konon merupakan ibu dari ilmu pengetahuan adalah sebuah prestasi dari para filosof, Salah satunya adalah plato dia adalah murid dari socrates yang mempunyai pengaruh besar. Maka dari itu dalam makalah akan di bahas mengenai filsafat matematika plato. B. Rumusan Masalah 1. Pengertian filsafat matematika ? 2. Bagaimana filsafat matematika plato ? C. Tujuan 1. Mengetahui pengertian dari filsafat matematika 2. Mengetahui dan memahami filsafat matematika dari plato BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Filsafat Matematika Filsafat diambil dari kata philoshopia atau philoshopos dari bahasa yunani yang diartikan sebagai cinta dan kebijaksanaan.beberapa definisi ilmu filsafat menurut filusuf barat dan timur, antara lain : Plato (427sm – 347sm) mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada ( ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli).Aristoteles ( 384sm – 322sm ) mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran, yang di dalamnya terkandungan ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika ( filsafat menyelidiki segala asas dan benda). Sedangkan matematika merupakan suatu ilmu tentang bilangan ( aritmatika / ilmu hitung ) dan ilmu ruang (geometri). Sudah sejak zaaman yunani kuno, matematika berhubungan erat dengan filsafat. Segera setelah konsep-konsep tentang hal yang tak terbatas ( to apeiron) dan hal yang berlangsung terus ( syneches) tampil dalam matematika yunani, konsep-konsep itu menumbuhkan suatu refleksi filosofis yang mendalam ( misalnya, anatomi-anatomi dari zeno). Jadi filsafat matematika adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan dua pernyataan utama yaitu, tentang makna kalimat matematika biasa dan tentang apakah benda abstrak itu ada. Ditinjau dari pernyataan pertama apa yan sebenarnya dimaksud dengan kalimat matematika biasa seperti “3 adalah bilangan prima”, “ 2 + 2 = 4” dan ‘ ada banyak bilangan prima tak berhingga”. Dengan demikian tugas utama filsafat matematika adalah untuk membangun sebuah teori sematic dengan bahasa matematika. Diantara para ahli matematika dan para filusuf tdak tampak kesatuan pendapat mengenai apa itu filfasat matematika. Dapat di ambil contoh dalam perumusan dari dua buku matematika dan dua kamus filsafat sebagai berikut : 1. Filsafat matematika dapat di lukiskan serbagai suatu sudut pandang di mana bagian dan kepingan matem atika dapat di susun dan di persatukan berdasarkan asas. 2. Suatu filsafat matematika itu sama dengan penyusunan kumpulan pengetahuan matematika yang kacau dan terhimpun selama berabad-abad di beri suatu makna tertentu. 3. Penelaan konsep-konsep pembenaran terdapat asas-asas yang di gunakan dalam matematika. 4. Penelaan tentang konsep-konsep dan sistem-sistem yang terdapat dalam matematik, dan mengenai pembenaran terhadap pernyataan matematik. B. Filsafat Matematika Plato Plato merupakan cikal bakal lahirnya filusuf politik barat sekaligus dedengkot pemikiran etika dan metafisika yunani kuno. Pendapat-pendapatnya dalam bidang filsafat sudah terbaca secara luas selama lebih dari 2.300 tahun. Plato lahir sekitar tahun 428 SM. Ia berasal dari keluarga terkemuka yang turun temurun memiliki jabatan politik penting di Athena. Ayahnya bernama Ariston dan ibnya bernama Periktione. Plato banyak bergaul dengan para politikus Athena. Sehingga,tah heran jika pemikiran plato banyak terpengaruh oleh pyrilampis yan merupakan ayah tirinya. Selain itu,pemikiran plato banyak di pengaruhi juga oleh Kratylos, seorang filusuf yang meneruskan ajaran Heraclitus, yang berpendat bahwa dunia ini senantiasa berubah-ubah. Plato menegaskan hubungan yang amat erat antara matematika dan filsafat. Menegaskan bahwa geometri sebagai pengetahuan ilmiah yang berdasarkan akal murni yang menjadi kunci ke arah pengetahuan dan kebenaran-kebenaran filsafat. Menurut plato, geometri merupakan suatu ilmu dengan akal murni membuktikan proporsi-proporsi abstrak mengenai hal-hal abstrak seperti garis lurus, segitiga atau lingkaran. Bagi plato yang penting adalah tugas akal untuk membedakan tampilan (penampakan) dari realita atau kenyataan yang sebenar-benarnya. Menurut ketetepan abadi, bebas untuk di pahami adalah hanya merupakan karakterristik pernyataan- pernyataan matematika. Palto yakin bahwa terdapat objek-objek yang permanen, tertentu bebas dari pikir yang anda sebut satu, dua, tiga dan sebagainya. Bagi plato mayematika bukanlah idealisasi aspek-aspek tertentu yang bersifat empiris akan tetapi sebagai deskripsi dari bagian realitanya. Matematika memiliki dua peranan dalam kominikasi pemikiran keilmuwan, yaitu sebagai raja dan pelayan. Sebagai raja matematika adalah bentuk dari cara berpikir deduktif yang memperlukan objek pemikiran yang abstrak. Matematika merupakan bentuk komunikasi yang hampir mendekati kesempurnaan dari segenap bentuk komunikasi yang ada. Objek matematika berada dalam pikiran manusia. Untuk dapat mempelajarinya, seseorang tidak harus berinteraksi dengan alam sekitar. Menurut teori plato aritmatika untuk mengatakan apa urutan benda-benda abstrak tersebut. Selama bertahun-tahun, matematikawan telah menemukan semua bilangan bulat positif. Sebagai contoh, urutan bilangan bulat positif ( 1,2,3,... ), jadi menurut Plato, urutan bilangan bulat positif adalah objek studi, seperti tata surya adalah objek studi bagi para astronom. Menurut matematika platonisme, terdapat benda abstrak yang sepenuhnya dan terdapat kalimat matematika sejati yang memberikan gambaran yang benar dari objek. Menurut Platonis abstrak juga objek, meskipun benda abstrak tidak ada dalam ruang dan tidak terbuat dari materi fisik. Platonis juga mengklaim bahwa teorema matematika memberikan deskripsi benar tentang objek. Secara umum menurut platonis, matematika adalah studi tentang sifat-sifat berbagai struktur matematis, yang abstrak dialam. Teori plato versi lain yang di kemukakan oleh resnik dan shapiro disebut sebagai teori strikturalisme. Ide-ide yang bagus disini adalah objek nyata dari pembelajaran matematika adalah struktur-struktur atau pola berbagai hal seperti rangkaian tanpa batas ruang geometris,dan menetapkan hirarki teoritis dan objek individual matematika merupakan objek-objek yang tak nyata, mereka hanya memposisikan didalam suatu struktur atau pola. Ide dapat diperjelas den an pemikiran sejenis di luar matematika. Teori fisik mengtakan bahwa matematika membicarakan tentang beberapa objek fisik konkrit. Sebagian dari teori ini setuju dengan teori plato yaitu ada bilangan-bilangan dan himpunan- himpunan. Plato berpendapat bahwa matematika adalah gabungan dari sebuah teori dan relevan. Plato terkonsentrasi pada gagasan 'bukti' dan berkeras definisi yang akurat dan jelas hypotheses. Ini meletakkan dasar untuk Euclid 's pendekatan sistematis untuk matematika. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Jadi kesimpulan plato tentang pengetahuan matematika adalah sebuah priori, yang artinya bahwa pengetahuan matematika tidak berdasarkan kebenaran indra. Disini matematika berbed dari subjek-subjek yang lain kecuali logika, dan mungkin filosofi banyak subjek bergantung pada pemikiran empiris yang berdasarkan pada penglihatan, pendengran dan sesuatu yang dapat di rasakan.dalam penelitian ilmiah ada keseimbangan dan instrumen yang lengkap untuk mendeteksi partikel dasar. Plato berpendapat bahwa matematika adalah gabungan dari sebuah teori dan relevan. Dan Plato juga beranggapan bahwa matematika kebenaran empiris yang harus di uji. B. Saran Adapun banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini maka dari itu kami sangat mengharapkan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca agar dapat melengkapi kekurangan yang ada dalam makalah ini.